Cara Mudah Bahas Hal Sulit dengan Si Dia

Temukan keindahan dalam bersepakat dengan si dia untuk menemukan titik tengah perbincangan yang pelik.
Jumat, 13/8/2010 | 15:09 WIB

KOMPAS.com - Pada suatu titik tertentu, Anda dan pasangan akan harus mencoba membicarakan hal-hal yang sulit, seperti masalah uang, seks, dan kehadiran si kecil. Masalah-masalah semacam ini cukup sensitif untuk menyulut argumen yang cukup sengit di antara Anda. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi percakapan sulit dengan si dia.

Komunikasi termasuk poin penting dalam menjaga hubungan yang terbuka dan bahagia. Masalah-masalah sensitif dan pelik tak pelak harus dihadapi setiap pasangan. Untuk berhasil melewati jalan terjal tersebut, berikut beberapa tips dari dr B. Janet Hibbs, psikolog keluarga dan pengarang Try to See It My Way: Being Fair in Love and Marriage:

1. Buat poin-poin bahasan yang jelas dan jangan melenceng dari sana

Pikirkan poin-poin yang ingin Anda bicarakan dan berusalah untuk tidak lari dari bahasan tersebut. Mulailah dari hal yang paling pelik dan penting, minta pula pasangan Anda untuk melakukan hal yang sama.

2. Tetap tenang
Lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan, memang. Tetap tenang saat suasana dan emosi memanas? Uh, berat. Namun, ketika Anda mau berupaya menurunkan emosi saat sudah mulai membuncah, Anda akan terkejut melihat betapa argumen yang panas bisa menjadi diskusi yang lebih nyaman ketika Anda menurunkan emosi.

Kuncinya adalah untuk tetap tenang, cobalah untuk memonitor nada Anda, dan ingat, bahwa pasangan Anda bukan tembok. Anda harus mencoba menerima, bahwa dia juga pastinya memiliki opini, dan bisa jadi, opininya berlawanan dengan Anda. Usahakan untuk selalu menghormati dirinya dan selalu mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang ia coba katakan, meski Anda merasa omongannya tak masuk akal sekali pun. Oh ya, gerak tubuh pun memiliki pengaruh yang penting, jangan lupa untuk mempertahankan kontak mata dan arah tubuh. Memalingkan mata menjauh darinya setiap kali ia sedang bicara akan menjadi catatan di kepalanya, bahwa Anda tak ingin mendengarkan ia.

3. Usahakan untuk tetap spesifik
Saat ada poin-poin pelik yang seringkali menjadi hal sensitif, upayakan untuk diucapkan dengan spesifik. Misal, alasan utama mengapa Anda ingin memiliki 2 anak dalam waktu 2 tahun ke depan. Atau alasan mengapa Anda  merasa tabungan mulai harus dipindahkan ke reksadana, dan lainnya. Selalu berikan alasan spesifik untuk alasan Anda, ini penting untuk memberikan validitas opini Anda dengan memberi alasan yang berlaku di kehidupan nyatanya, dan membantu pasangan Anda mengerti jalan pikir serta alasan Anda.

4. Fokus terhadap kesamaan
Tera ulang percakapan Anda dan tarik poin-poin ide yang bertumpuk. Apakah Anda berdua pada dasarnya menginginkan keluarga yang besar, namun berbeda timing-nya? Apakah Anda berdua sama-sama merasa kurang berpetualang saat di atas ranjang? Ide yang sama, tetapi ada sedikit perbedaan inilah yang perlu dicari jalan tengahnya.

5. Kenali segala jenis kompromi
Mungkin Anda berpendapat bahwa acara liburan tahunan sementara si dia lebih senang menyimpan uang untuk hal-hal darurat. Komprominya, bisa lakukan liburan setiap 2 tahun sekali, dan di antara waktu itu, ciptakan "staycation" atau liburan di rumah yang nyaman dengan tatanan yang seru ala liburan.

6. Antisipasikan masalah (dan solusinya)
Jika Anda merasa diskusinya tidak mengarah ke solusi yang jelas, tutup dulu sesi sekarang. Jika partner Anda tiba-tiba "meledak" atau bersikap malas-malasan, bisa jadi karena saat itu mood-nya sedang berantakan, atau baru saja kena "semprot" bos di kantor, atau memang sedang tak enak badan saja. Cobalah untuk tentukan tanggal dan jam untuk melanjutkan diskusi berikutnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar